“BOHONG”
Seorang rekan saya dengan sedih menceritakan bagaimana dia dan tim salesnya harus memenuhi permintaan atasannya untuk membuat laporan sales yang fiktif. Laporan yang jauh dari kondisi sebenarnya. Laporan berupa daftar pelanggan yang sebenarnya tidak ada. Lantas saya sendiri bingung? Apa bisa seorang sales membuat laporan yang mengada-ada? Bukankah kode etik seorang sales adalah “JUJUR”.
Rekan saya tadi melanjutkan bahwa sejatinya, dia sangat tidak setuju dengan strategi pelaporan yang mengada-ada. Seolah-olah timnya sudah berhasil dan melampaui target yang ditetapkan. Namun karena terdesak, terpaksa dia harus mengikuti keinginan sang atasan.
Alhasil, dengan berbagai trik dilakukan agar pelaporan seperti benar adanya. Produk yang belum laku terjual dikonsumsi sendiri dengan cara membayar atau mengadakan dengan menggunakan biaya promosi. Kalau perlu produk tersebut sekali pakai langsung dibuang. Tragis!
Laporan sales yang dibuat manis, mungkin pada awalnya akan berbuah manis dan pujian dari orang lain. Namun lambat laun efeknya akan berbuah atau bahkan meledak. Bayangkan jika perusahaan Anda , perusahaan publik dan kebohongan tersebut mencuat, pastilah kepercayaan pemegang saham langsung hancur.
Jadi, silahkan pilih apakah anda seorang sales sejati atau sales yang sejadi-jadinya.
Nantikan edisi selanjutnya dan temukan INSPIRASI setiap hari disini!